logo logo

Media Online Mengabarkan, Berimbang, Akurat dan Terpercaya

CITRA NUSA MEDIA

Holding Foundation - Jalan Jend. Ir. Soeharto Km 20 Desa Batu Raden, Kecamatan Lubuk Raja Kabupaten Ogan Komering Ulu

Call: +62 812-7196-1028

Call: +62 853-5705-3257

redaksi@citranusamedia.com
KESEHATAN 29-04-2022 10:39:48

Begini Cara Indonesia Supaya Tidak Tergantung Produk Farmasi Impor

Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan, Lucia Rizka Andalusia dalam diskusi panel di sela Musyawarah Nasional Gabungan

Image
Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan, Lucia Rizka Andalusia dalam diskusi panel di sela Musyawarah Nasional Gabungan Pengusaha Industri Farmasi (GPFI) ke XVI di Nusa Dua, Bali, Sabtu (26/3/2022)

"Kita pasti akan mendukung penuh semangat GPFI dalam menjaga ketahanan kesehatan bangsa ini," kata kata Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan, Lucia Rizka Andalusia dalam diskusi panel di sela Musyawarah Nasional Gabungan Pengusaha Industri Farmasi (GPFI) ke XVI di Nusa Dua, Bali, Sabtu (26/3/2022).

Kementerian Kesehatan mendukung Gabungan Pengusaha Industri Farmasi (GPFI) dalam negeri menyediakan obat-obatan yang bermutu, aman dan berkhasiat untuk bangsa ini.

Menurutnya, kemandirian bangsa di bidang farmasi sangat penting. Hal ini bisa dilakukan industri farmasi dengan meningkatkan produksi obat dalam negeri sehingga tidak lagi bergantung impor.

Tentunya hal itu tidak bisa dikerjakan oleh industri farmasi saja. Harus ada ekosistem yang disebut Pentahelix mulai akademisi, industri dan pemerintah. Ekosistem ini nantinya akan bekerja mulai dari riset, bahan baku sampai formulasi berupa produk obat-obatan.

Produk Farmasi Lokal Kualitas Impor

Untuk mendukung itu, Kementerian Kesehatan akan memberikan fasilitas non fiskal berupa pembiayaan uji klinik untuk industri farmasi inovator. "Seperti vaksin merah putih saat ini, kita biayai," tuturnya.

Dia berharap GPFI terlibat dalam produksi vaksin imunisasi dasar lengkap. "Kita berharap 14 vaksin imunisasi dasar lengkap ini diproduksi di Indonesia dengan teknologi yang terdepan," pintanya.

Deputi Bidang Pengawasan Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor dan Zat Adiktif Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Dra. Roro Mayagustina Andarini, pembicara lainnya mengapresiasi kiprah GPFI dalam memproduksi obat yang bermutu, aman dan berkhasiat.

"BPOM melakukan pengawasan dari awal mulai ketika produk disiapkan, pengawasan sampai produk itu diregistrasi. Khusus produk obat, kita sangat ketat melakukan pengawasan," ucap Maya.

Ia menyampaikan, BPOM melakukan pendampingan dari awal terutama kepada peniliti. Sehingga pada awal ketika akan dilakukan penelitian sudah dapat berkomunikasi.

Dukungan BPOM juga ditunjukkan dengan pemberian relaksasi kepada industri farmasi yang mengajukan uji klinik. "Contohnya untuk pra registrasi dari 40 hari menjadi 6 jam," katanya.

Baca Juga

Dapatkan update informasi pilihan dan berita terbaru setiap hari dari Citranusamedia.com, Mari bergabung di Grup Telegram "CNM MEDIA", caranya klik link ini: GABUNG SEKARANG, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber : Liputan6