khususnya beras di Sumsel terus dilakukan hingga saat ini. Hasilnya, dalam waktu tak kurang dari 4 tahun masa kepemimpinnya, Sumsel pun menduduki peringkat 5 besar sebagai provinsi penghasil padi terbesar di Indonesia.
“Saya pastikan Sumsel tidak main-main dalam hal pangan ini. Pada awal menjabat sebagai
Gubernur, produksi beras di Sumsel ini hanya menduduki peringkat 8 besar, namun saat ini
meningkat lima (5) besar. Artinya, Sumsel ini betul-betul serius untuk memajukan pangan ini,”
kata Herman Deru.
Bahkan untuk menjaga semangat para petani, lanjutnya, Pemprov Sumsel pun menyerap beras
hasil petani di Sumsel melalui Bulog. Beras petani yang diserap tersebut diberikan kepada ASN di lingkungan Pemprov Sumsel.
“Memang jumlah yang diserap hanya beberapa ton, tapi yang jelas ini untuk menjaga psikologi
petani agar merasakan jika pemprov ini peduli,” katanya
Yang menjadi persoalan, menurutnya, para petani adalah mereka yang masih merasa menjadi buruh di lahannya sendiri. “Inilah yang masih kita upayakan. Petani ini masih merasa menjadi buruh di lahannya, karena memang hasil yang didapat petani jauh dari kata cukup,” tuturnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Pupuk Sriwijaya (Pusri) Tri Wahyudi Saleh, menyampaikan sejumlah kendala dalam mendukung peningatan produksi pangan. Salah satunya, misalnya, masalah pasokan fosfat. “Pemerintah harus menyiapkan agar bahan baku pupuk selalu tersedia yang cocok dengan kebutuhan petani kita,” katanya.
Harapan serupa juga disampaikan kalangan perbankan yang terlibat dalam FGD ini. Direktur Utama Bank Pembangunan Daerah (BPD) Sumsel-Babel Achmad Syamsudin berharap pemerintah menyiapkan strategi agar para pelaku industri pangan mulai dari hilir hingga hulu menjadi bankable.
Sebab, menurutnya, potensinya memang sangat besar jika tata kelola pangan dilakukan dengan
baik. Ia mencontohkan, saat ini BPD Sumsel-Babel sudah menyalurkan KUR sebesar Rp 2,4 triliun dengan NPL di bawah 1 persen. “Ini menunjukkan potensi ekonomi di bidang pangan ini sangat besar,” katanya.
Hal senada diungkapkan Kepala Kantor Wilayah BRI Palembang Wahyudi Darmawan.
Menurutnya, peran utama perbankan adalah membantu petani dalam akses keuangan dan
menurunkan biaya produksi. Salah satunya pembiayaan melalui KUR. BRI Wilayah Palembang Sumatera Selatan telah menyalurkan KUR Rp sebesar 2,7 triliun di sektor pertanian dari total Rp 5,3 triliun KUR. “Totalnya, 60 persen KUR untuk pertanian dan sisanya untuk sektor perikanan, perdagangan dan lainnya. Semua bankable dari hulu hingga hilir,” kata Wahyudi Darmawan. (Santo) (*)
Baca Juga
Dapatkan update informasi pilihan dan berita terbaru setiap hari dari Citranusamedia.com, Mari bergabung di Grup Telegram "CNM MEDIA", caranya klik link ini: GABUNG SEKARANG, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.