Mantan Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Perindustrian Fahmi Idris meninggal pada Minggu (22/5/2022) karena sakit. Fahmi tutup usia pada umur 79 tahun, dalam perawatan di Rumah Sakit Medistra, Jakarta.
Menantu almarhum Fahmi Idris, Aldwin Rahadian, mengungkapkan mantan Menteri Perindustrian itu mengidap penyakit kanker sejak 2014.
Meski demikian, kata Aldwin, semangat hidup Fahmi Idris sangat luar biasa. Fahmi meninggal pada Minggu (22/5/2022) pagi.
"Almarhum ini sudah terkena cancer dari 2014. Tapi luar bisa, semangat hidupnya luar biasa," ujar Aldwin saat ditemui di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Minggu.
Meski sudah mengetahui mengidap kanker darah, Aldwin mengatakan, Fahmi Idris tetap sekolah untuk meraih gelar doktor. Apalagi studi itu diminta khusus oleh Ibunda.
"Sampai kemudian didapatlah dua gelar doktor. Doktor Manajemen dan terakhir adalah Doktor Filsafat UI. Terakhir beliau mendapat gelar kehormatan profesor dari Universitas Negeri Padang," tuturnya.
Setelah Fahmi mencapai semua keinginannya, Aldwin mengatakan kondisi Fahmi menurun karena kanker darah yang diderita.
Dalam informasi tersebut, Fahmi diketahui meninggal dunia pada pukul 10.00 di Rumah Sakit Medistra, Jakarta. Adapun jenazah Fahmi akan disemayamkan di rumah duka di Mampang Prapatan IV Nomor 20, Jakarta Selatan.
Jenazah Fahmi Idris Akan Dimakamkan Hari Ini di TPU Tanah Kusir Jenazah Fahmi Idris Dimakamkan di Satu Liang Lahat dengan Istri.
PROFIL FAHMI IDRIS
Fahmi Idris yang merupakan ayah anggota Dewan Perwakilan Daerah Fahira Idris dikenal sebagai adalah seorang pengusaha dan politikus.
Mengutip dari laman kepustakaan presiden Perpustakaan Nasional, Fahmi lahir di Jakarta pada 20 September 1943. Dia merupakan anak dari pengusaha asal Minang, Haji Idris Marah Bagindo.
Fahmi berkesempatan kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Di kampus dia aktif dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
Pada 1965 sampai 1966, Fahmi menduduki posisi Ketua Senat Fakultas Ekonomi UI. Namun, dia tidak menyelesaikan kuliahnya dan memilih merintis menjadi wirausaha.
Fahmi melanjutkan kuliah di Fakultas Ekonomi Extension Universitas Indonesia dan pendidikan Financial Management for Non-Financial Manager pada 1973. Dia juga pernah menjadi Ketua Laskar Arief Rachman Hakim antara 1966 sampai 1968.
Lulus kuliah, Fahmi lantas mendirikan sejumlah perusahaan, yakni CV Pasti, PT Kwarta Daya Pratama, PT Krama Yudha, dan lain-lain. Usaha yang dirintis Fahmi berkembang pada 1980-an. Dia juga mengajak sejumlah rekan-rekan aktivis 1966 untuk menjadi pengusaha. Fahmi kemudian diangkat menjadi juga menjadi Presiden PT Kongsi Delapan (Kodel) Grup.
Perusahaan itu berisi kumpulan perusahaan konglomerasi di bawah Aburizal Bakrie, Soegeng Sarjadi, dan Pontjo Sutowo.
Usaha mereka bergerak di bidang perdagangan, perbankan, perminyakan, hingga perhotelan. Pada tahun 1980-an, PT Kwarta Daya Pratama dinobatkan sebagai salah satu perusahaan tersukses di Indonesia.
Perusahaan itu berhasil mengembangkan hotel di kawasan elit Amerika Serikat. Pada 1984, Fahmi bergabung dengan Partai Golkar.
Kemudian pada 1998 sampai 2004, Fahmi menjadi Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Golkar. Fahmi pernah menjabat sebagai Menteri Perindustrian dalam kabinet Kabinet Indonesia bersatu masa kerja 7 Desember 2005 - 22 Oktober 2009.
Dia juga pernah menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam kabinet Kabinet Indonesia bersatu masa kerja 21 Oktober 2004 - 7 Desember 2005.
Baca Juga
Dapatkan update informasi pilihan dan berita terbaru setiap hari dari Citranusamedia.com, Mari bergabung di Grup Telegram "CNM MEDIA", caranya klik link ini: GABUNG SEKARANG, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.