OKU Timur — Empat hari penuh makna dijalani Anggota DPRD Provinsi Sumatera Selatan Fraksi PAN, Fenus Antonius, saat menggelar kegiatan reses masa sidang tahun 2025 di wilayah jalur Komering, Kabupaten OKU Timur.
Dimulai dari Desa Sri Kencana (15 Oktober), Kerta Negara (16 Oktober), Rasuan Baru (17 Oktober), hingga Desa Surabaya (18 Oktober), setiap kunjungan menjadi ruang dialog hangat antara wakil rakyat dan masyarakat yang diwakilinya.
Antara Keterbatasan dan Asa
Di Desa Sri Kencana, Fenus membuka pertemuan dengan kejujuran yang jarang terdengar dari politisi. Ia memaparkan kondisi keuangan daerah yang tengah menurun akibat pemotongan Transfer Keuangan Daerah (TKD) dari pusat sebesar 39 persen, atau sekitar Rp1,9 triliun.
“Kita harus memutar otak untuk menentukan skala prioritas pembangunan tahun 2026,” ujarnya di hadapan warga yang duduk di bawah tenda sederhana.
Meski anggaran menipis, semangat warga tak ikut surut. Mereka menyampaikan aspirasi seputar perbaikan jalan usaha tani, pembangunan drainase, hingga kebutuhan mesin pertanian. Semua dicatat rapi oleh tim reses untuk diusulkan ke pemerintah provinsi.
“Saya berharap aspirasi yang disampaikan bukan untuk pribadi, tapi untuk kepentingan bersama. Kalau untuk masyarakat banyak, Insyaallah bisa kita perjuangkan,” tutur Fenus.
Kompak untuk Membangun Komering
Hari berikutnya, Fenus menyambangi Desa Kerta Negara. Di hadapan warga, ia menekankan pentingnya kekompakan.
“Jumlah kita memang kecil dibanding wilayah lain di OKU Timur. Tapi justru karena kecil itulah kita harus kuat dan kompak, supaya aspirasi punya daya dorong di provinsi,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Fenus juga memaparkan sejumlah program konkret: bedah rumah, bantuan bibit ikan dan pakan, serta alsintan (alat mesin pertanian) agar disalurkan tepat sasaran.
“Tahun depan, yang punya sawah akan dibantu bibit padi. Yang punya kolam ikan akan dibantu bibit dan pakan. Saya akan turun langsung melihat siapa yang layak dibantu,” ujarnya.
Ia menambahkan dengan nada getir, “Saya sedih melihat Kertanegara dari dulu tak banyak berubah. Karena itu, kemajuan hanya bisa lahir dari kesadaran bersama.”
Dan dengan satu kalimat sederhana, Fenus menutup dialog “DPRD ini bukan raja. Kami pelayan masyarakat.”
Fokus Bangun Jalur Komering
Jumat, 17 Oktober 2025, Fenus tiba di Desa Rasuan Baru. Jalan menuju lokasi masih berlubang, namun semangat warga menyambut tak pernah luntur. Di sana, Fenus menegaskan tekadnya: membangun jalur Komering secara menyeluruh.
“Tahun depan saya akan perjuangkan agar bantuan benar-benar tepat sasaran. Dengan begitu, jalur Komering tidak tertinggal dari wilayah lain,” ujarnya.
Ia juga menegaskan, penyaluran program bedah rumah tahun 2026 akan dilakukan dengan pengawasan langsung.
“Saya sendiri yang akan survei siapa warga yang benar-benar berhak,” tegasnya.
Pernyataannya yang paling diingat datang kemudian:
“Program saya sekarang adalah membangun Komering. Mau pilih saya atau tidak nanti, itu urusan politik. Sekarang, saya fokus untuk masyarakat.”
Kalimat itu disambut tepuk tangan panjang—bukan karena kampanye, tapi karena ketulusan yang terasa nyata.
Menutup Reses dengan Semangat Kebersamaan
Desa Surabaya menjadi penutup perjalanan reses yang sarat makna. Di sana, Fenus kembali berdialog dengan warga, mendengar aspirasi yang sederhana tapi vital, pembangunan jalan, fasilitas publik, dan bantuan ekonomi produktif.
“Pemerintah desa harus menginventarisir kebutuhan prioritas masyarakat, apakah bibit, alsintan, atau kebutuhan lain yang benar-benar bermanfaat, sehingga nanti akan kita sampaikan dan perjuangkan agar tahun depan bisa teralisasi” ucapnya.
Dalam suasana santai, ia menegaskan satu hal yang menjadi pegangan selama ini:
“Saya tidak mau datang hanya untuk berfoto, tapi untuk mendengar. Karena dari suara rakyat, arah kebijakan itu dimulai.”
Antara Rakyat dan Kebijakan
Empat hari reses di jalur Komering bukan sekadar agenda formal DPRD. Ia menjadi perjalanan hati, upaya memahami denyut kehidupan masyarakat yang kerap terabaikan oleh jarak dan kebijakan.
“Membangun tidak bisa sendiri. Harus bersama, dengan semangat dan kekompakan,” tutur Fenus menutup resesnya.
Dari Sri Kencana hingga Surabaya, perjalanan Fenus Antonius menegaskan satu hal, politik bukan sekadar soal kursi, tapi tentang empati dan keberpihakan.
Baca Juga
Editor: Redaksi
Dapatkan update informasi pilihan dan berita terbaru setiap hari dari Citranusamedia.com, Mari bergabung di Grup Telegram "CNM MEDIA", caranya klik link ini: GABUNG SEKARANG, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.