Ekspedisi Toba SMSI 2023 : Menapak Sejarah Danau Purba yang Indah Mepesona
Kedatangan kami ke Kampung Ulos ini memang sudah ditunggu tim Dewan Kerajinan Nasional Daerah(Dekranasda) Kabupaten Tapanuli Utara di bawah pimpinan ketuanya Satika br Simamora, yang juga istri Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan, dan para anggota kelompok sadar wisata (pokdarwis) kecamatan setempat.
Saya sedikit merasa surprise begitu bertemu Satika. Di daerah terpencil di Kecamatan Muara, Satika tampil dengan modis mengenakan setelan baju ulos yang sudah dirancang menjadi baju kekinian.
Wajahnya yang cantik khas batak dan kemampuannya berkomunikasi membuatnya menjadi menarik. Tak heran, selain menjadi istri Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan, Satika juga lulusan terbaik Universitas HKBP Nomensen dengan nilai A saat meraih gelar Magister Management-nya.
Satika ternyata sangat konsen dalam memajukan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di daerahnya, terutama dalam pelestarian dan pengenalan tenun ulos tidak hanya ke seluruh nusantara, tapi juga ke dunia luar.
“Kita ada delapan kategori produk kita untuk UMKM, yaitu snack, makanan, minuman, tenun ulos, fashion ulos, tas, souvenir hingga kriya.
Khusus tenun ulos, Satika mengaku sangat bersemangat untuk memperkenalkannya ke dunia luar, sehingga ia berpikir untuk meningkatkan produksi dan kualitasnya.
“Selama ini, tenun ulos hanya biasa dipakai untuk upacara adat atau sebagai kebudayaan saja, belum dipakai untuk fashion atau mode,” tuturnya.
Karena itu, ia pun mencoba meningkatkan produksi tetapi pembelinya tidak terlalu banyak karena harganya yang relatif mahal dari 300 ribu hingga 15juta rupiah. Akhirnya, Satika menggunakan serat sintetis sehingga harga kain ulos relatif murah tetapi idenya tersebut sempat ditolak para penenun.
"Untuk meningkatkan kebutuhan ulos, kita melakukan kreasi tenun ulos yang siap pakai. Awalnya kebanyakan penenun menolak ide ini, dan hanya penenun dari Desa Papande Kecamatan Muara yang bersedia berpartisipasi. Setelah Desa Papande sukses, banyak penenun dari daerah lain menjadi terbuka dan ikut bergabung. Sekarang, kreasi tenun ulos dari Tapanuli Utara selalu memenangkan setiap perlombaan fashion di tingkat nasional dan mayoritas penenun kewalahan untuk memenuhi pesanan pembeli,” ujarnya.
Saat ini, tenun ulos menjadi salah satu penyumbang terbesar Pendapatan Asli Daerah Tapanuli Utara. Dengan menggerakkan 11 ribu penenun ulos yang ada, potensi ekonomi tenun daerah ini mencapai 1 trilyun rupiah per tahun.
Satika berjuang memperkenalkan tenun ulos tidak akan berhenti meskipun nantinya ia tidak menjadi Ketua Dekranasda lagi.
“Saya berpikir kalau Tuhan berkeinginan saya bisa lebih besar lagi kenapa enggak, berarti Tuhan ingin saya berkontribusi lebih besar lagi terhadap mereka. Karena itu, tetap motivasinya jangan pernah berhenti berbuat baik, jangan pernah hitung-hitungan. Kalau selama ini saya berbuat sebagai Ketua Dekranasda ya mungkin kemampuan saya sampai sini, tapi kalau Tuhan berkehendak saya berada di pusat, berarti perjuangan saya akan lebih besar lagi dari pusat. Yang penting saya tetap ada di hati mereka.”
Melihat Pulau Sibandang dari Dekat
Dari Kampung Ulos Hutanagadang, kami melanjutkan ekspedisi dengan melakukan pelayaran di tengah Danau'>Danau Toba. Dari Pelabuhan Muara, kami menumpang kapal nelayan yang biasa dipergunakan untuk membawa para wisatawan.
Pelayaran kami sangat mengasyikkan, apalagi khususnya kapal yang saya tumpangi juga ikut serta muda-mudi Tapanuli Utara yang pintar bernyanyi. Sepanjang pelayaran kami ikut berdendang lagu khas Batak, sehingga satu jam pelayaran tidak terasa.
Dalam pelayaran ini, kami bisa melihat kehidupan masyarakat di Pulau Sibandang dari dekat. Pulau Sibandang ini termasuk dalam wilayah Kabupaten Tapanuli Utara, satu dari delapan kabupaten penyangga kawasan Destinasi Super Prioritas Danau'>Danau Toba.
Dari atas kapal, kami bisa melihat jajaran pohon Mangga Muara di sepanjang pantai pulau ini. Tapi sayang sekali, musim panen mangga muara ternyata sudah berlalu satu bulan sebelumnya.
“Di sini selain bertanam jagung dan bawang, mereka juga menanam mangga. Mangga Muara sangat terkenal, rasanya asam manis. Usia mangga di sini ada yang mencapai ratusan tahun,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Tapanuli Utara Yulius Caesar Hutauruk yang ikut dalam pelayaran.
Geosite Sipinsur
Hari Kedua Ekspedisi Geopark Kardera Toba SMSI dalam rangkat Hari Pers Nasional tahun 2023, kami awali dengan berkunjung ke Geosite Sipinsur yang terletak di Desa Pearung, Kecamatan Paringinan, Kabupaten Humbang Hasundutuan. Geosite yang berupa taman wisata alami seluasnya 2 hektar dan terletak di ketinggian 1.213 meter dari permukaan Danau'>Danau Toba.
Begitu memasuki kawasan Geosite Sipinsur, kami sudah disambut dengan barisan pohon pinus yang menjulang tinggi dengan beralaskan hamparan rumput di bawahnya. Sangat asri, sehingga tidak heran tempat ini sering dijadikan tempat pertemuan, wisata keluarga, dan bahkan tak sedikit yang melakukan ibadah bersama.
Dari lokasi Geosite Sipinsur, kami bisa melihat lanskap yang indah panorama Danau'>Danau Toba beserta Pulau Sibandang. Kapal-kapal nelayan dan kapal wisatawan juga terlihat melintas di tengah Danau'>Danau Toba menambah indah panorama yang ada. Tapi tak lama kami berada di sini, karena kami harus mengunjungi tempat lain.
Batu Hobon
Setelah melintasi jalan berliku naik turun bukit selama beberapa jam, kami kemudian menuju lokasi tempat pertama kali bermukimnya Raja Batak, Batu Hobon yang terletak di Desa Limbung Sagala, Kecamatan Sianjur. Di sini, kami bisa melihat warisan budaya masyarakat Batak berada.
Batu Hobon sendiri merupakan bebatuan yang sejenis kubah batu lava, yang muncul dipermukaan akibat letusan Gunung Pusuk Buhit. Batu ini berdiameter sekitar satu meter dengan bagian bawah berongga. Diperkirakan batu ini merupakan sebuah lorong yang mungkin saja berbentuk goa.
Batu Hobon ini dipercaya sebagai tempat yang sakral dan sering dipakai sebagai tempat ucapara yang diyakini sebagai penghormatan kepada roh leluluhur sekaligus menerima pewahyuan dari nenek moyang, dikenal dengan sebutan “Tatea Bulan”.
Dipercaya didalam Batu Hobon terdapat harta pusaka, alat musik, dan kitab berisi ajaran leluhur dan falsafah Batak.
Gedung Informasi Geopark Kaldera Toba
Usai singgah sebentar di Batu Hobon, kami pun melanjutkan ekpedisi dengan mengunjungi Gedung Informasi Geopark Kaldera Toba, yang terletak di Desa Sigulati, Kecamatan Sianjur. Lokasinya lebih tinggi dari lokasi Batu Hobon.
Di gedung ini, kami mengetahui bagaimana sejarah terjadinya Danau'>Danau Toba yang ternyata berasal dari letusan Gunung Api Toba.
Namun sayang sekali, saat kami datang ternyata videotron yang biasanya mempertontonkan sejarah Danau'>Danau Toba sedang diperbaiki, sehingga kami pun hanya melihat sejarah Danau'>Danau Toba dari layar-layar slide yang ada.
Bukit Sibea-Bea, Lokasi Instagramable
Masih di wilayah perbukitan Pulau Samosir, kami pun kemudian mengunjungi Bukit Sibea-Bea yang akhir-akhir ini viral karena keindahan alamnya. Lokasi ini ternyata memang seindah yang terlihat dari berbagai media baik media mainstream maupun media sosial.
Begitu turun dari mobil, angin semilir langsung menerba wajah. Sepanjang mata memandang, panorama yang indah terlihat sangat “Wah”. Dari berbagai sudut foto, pemandangan dari bukit Sibea-Bea ini memang patut diacungkan jempol.
Perbukitan menghijau mengitari Danau'>Danau Toba yang berada di tengahnya. Tapi, kami tidak bisa lama di sini karena turun hujan. Meskipun demikian, sopir yang membawa kendaraan tidak membiarkan kami kehilangan momen untuk melihat Danau'>Danau Toba dari dekat dengan melintasi jalan berkelok delapan.
Kampung Budaya Huta Siallagan
Kelanjutannya
Hari ketiga Ekspedisi Geopark ...
- Hal 2 dari 3 Halaman -
Baca Juga
Editor: Nasirudin Syach
Dapatkan update informasi pilihan dan berita terbaru setiap hari dari Citranusamedia.com, Mari bergabung di Grup Telegram "CNM MEDIA", caranya klik link ini: GABUNG SEKARANG, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.